Kamis, 28 Juni 2012

First Love - Part 3

Part 3.. Pasti udah gak sabarkan apa yang terjadi dengan Tara dan Aldi ketika mereka jalan bareng? oke, kita langsung aja ke ceritanya.. Tapi maaf ya sekali lagi kalau ceritanya agak aneh atau gak nyambung, selamat membaca..
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
PART 3

Aldi’s Profile

 
“Baru pertama kali masuk sekolah dan belum belajar aja gue udah dapet masalah, gimana keadaan cewek yang tadi gue tabrak ya?” Gumamku, akhirnya aku mengutak-atik contact yang ada di hpku.. mencari nama seseorang “Akhirnya ketemu juga.” Aku menelfon bu Ani, siapa tau beliau punya nomer hpnya Tara. Setelah beberapa nada tunggu, akhirnya di angkat juga.
“Halo.. Ini dengan Ibu Ani?” tanyaku pada suara yang disana.
“Iya betul, ini saya sendiri. Ini siapa ya? Ada keperluan apa?” jawab bu Ani sambil melontarkan beberapa pertanyaan padaku.
“Saya Aldi bu, saya siswa baru yang pindahan dari Amerika. Saya mau bertanya, apa ibu punya nomer hp atau nomer rumahnya Tara?”
“Oh nak Aldi, Tara siapa ya? Tara Adwijoyo?”
“Iya bu Tara Adwijoyo, apa ibu punya?”
“Hm... iya saya punya, untuk apa ya?”
“Gini bu, saya masih kurang enak atas kejadian kemarin.. saya ingin meminta maaf lagi padanya.”
“Oh gitu, oke deh.” Ibu Ani memberikan nomer hp Tara padaku, lalu aku berterimakasih dan menutup telfonnya. Aku bingung akan menelfonnya dan meminta maaf lagi atau aku sms dia? Oke, akhirnya aku memutuskan untuk menelfonnya. Aku meraih hp ku dan memencet nomer yang tadi bu Ani kasih padaku.
Tuutt.. Tuutt.. Tuutt.. “Halo.. ini Tara bukan?” Tanyaku pada suara disana.
“Ya? Ini siapa?” jawab Tara.
“Ini gue, Aldi. Masih inget kan?” Deg.. Aku gak tau deh Tara masih inget atau enggak sama aku, tapi ya aku tanya aja supaya basa-basi dulu.
“Aldi yang kemaren nabrak gue?”
“Iya iya, maaf banget ya atas kejadian kemaren. Gimana keadaan lo sekarang tar?”
“Hm.. udah lumayan sih, tapi masih sakit.”
“Oh bagus deh, gue kira lo masih parah. Sebagai permintaan maaf gue, besok mau gak jalan bareng gue? Tenang aja, gue traktir kok.” Akhirnya aku memutuskan untuk mengajaknya jalan sebagai permintaan maaf aku padanya.
“Hm... gimana ya, gue bingung. Gue kan baru kenal sama lo, jadi masih canggung buat jalan bareng lo kecuali kita perginya gak berdua.”
“Lo mau ngajak temen? Yaudah ajak aja, asal itu bisa ngebuat lo gak canggung jalan bareng gue. Gue juga ngajak 1 orang lagi kok.”
“Hm.. oke deh, besok nih? Jam berapa?”
“Jam 11 aja, sekalian makan siang. Gue jemput di rumah lo, okey?”
Awalnya aku berpikir, pasti dia gak mau jalan sama aku.. Tapi akhirnya dia berkata “Oke.” Sebuah kata yang singkat tapi dapat membuat perasaanku lebih tenang dan senang.

*****
Minggu pagi yang cerah.. Aku bangkit dari tempat tidur dan melihat jam dinding. “Hah? Jam 10? Gak salah tuh jamnya? Berarti gue kesiangan dong.. aduhh mampus deh gue.” Aku buru-buru mengambil handuk dan baju, aku membuka pintu kamarku. Dan ketika aku membuka pintu, di balik pintu sudah ada Melani yang berdiri sambil tertawa. 
“Hai Mel.. kok ketawa?” sapaku pada melani sambil tersenyum. 
“Hai Tar, gpp hehe. Baru bangun? Ini kan udah jam 10, sedangkan kamu janjian jam 11.” 
“Hehe iya maaf, aku kesiangan nih. Abis mbok Imah gak bangunin aku, jadi kesiangan deh hehe.” Sebenernya sih itu hanya sebuah alasan ku pada Melani. Nanti kalau aku jujur aku bangun kesiangan gara-gara keenakkan tidur, pasti dia bakal ceramah panjang lebar dengan suara khasnya yang cempreng itu. 
“Huu. . Dasar! Yaudah gih sana mandi, jangan lama-lama ya.” 
“Iya mel, kamu tunggu di dalem kamarku aja gih.”
“Oke!” Melani langsung ngeloyor masuk kedalam kamarku, sebenernya tanpa disuruh pun pasti dia nunggu dikamar. Tanpa basa-basi, Melani langsung tiduran di tempat tidur sambil membaca majalah remaja edisi terbaru yang baru dibelinya tadi sebelum kerumahku. 
15 menit kemudian.. Aku keluar dari kamar mandi dan langsung berpakaian di kamar. Yap! Dalam 30 menit aku sudah siap. Sambil menunggu Aldi dan temannya datang, aku dan Mel baca majalah bersama. 
“Udah jam 11 nih mel, kok Aldi belom datang juga ya?” 
“Mungkin di jalan macet kali Tar, udah tenang aja.. pasti dia datang kok.” 
“Hm.. mungkin kali Mel, yaudah kita tunggu aja ya.” Melani tidak menjawab omonganku, dia sibuk baca majalah ternyata. 
Teeett.. Teeett.. Teeett.. Bel bunyi! Aku dan Melani berlari menuju pintu. Aku membuka pintunya, Aldi berdiri sambil memasukkan tangannya ke dalam saku celana. Aku akui hari ini dia keren banget, memakai T-shirt polos warna putih + kemeja panjang warna biru yang lengannya di gulung sampai sikut. Ternyata Aldi keren juga ya kalau pake pakaian kayak gini, eh tapi tetep Harry dong wkwk. 
“Hai Tar, mau langsung gak nih?” suara Aldi membuyarkan lamuanku yang terpesona dengan style-nya dia hari ini. 
“Hm.. eh, i-iya tapi masuk bentar dulu ya.” Jawabku rebata-bata karena malu ketauan melamun. 
“Oh iya, kenalin ini temen gue.. Namanya Adit.” (menunjuk kearah Adit) 
“Hai.. nama gue Adit.” (sambil menjulurkan tangan) 
“Gue Tara.” Jawabku singkat sambil membalas juluran tangannya. 
“Ayuk masuk, tenang aja di rumah gue sepi kok. Bokap sama nyokap gue tinggal di Ausi, disini gue Cuman tinggal sama mbok Imah dan pak Anton.. Mereka pembantu dan supir gue.” Cerocosku tanpa henti. 
“Oh gitu, pantesan aja sepi banget.” Bales Aldi. 
“Tar, jadi gak? Siapa yang datang tadi?” suara cempreng Melani terdengar, Melani gak sadar kalau di situ ada Aldi dan Adit. 
“Jadi Mel, ini ada Aldi dan Adit.” Aku menjelaskan pada Melani. 
“Eh,.. sorry, sorry gue gak ngeliat kalau ada kalian.” Ucap Melani dengan pipi merah akibat malu karena gak sadar ada Aldi dan Adit disitu. 
“Hahahaha…” semuanya tertawa. Dan wajah Melani tambah merah. 
“Oh iya, Nama gue Melani. Gue sahabatnya Tara, gue gak apa-apa kan gabung sama kalian?” Jelas Melani sambil menjulurkan tangannya. 
“Gue Aldi, gak apa-apa kok. Gue juga ngajak temen, ini namanya Adit.” (membalas juluran tangan Mel sambil memperkenalkan Adit) 
“Ayuk kita jalan, gue bawa mobil kok. Lagian gue juga udah janji kan kalau gue mau jemput kalian.” Ajak Aldi. (Melani, aku, Aldi, dan Adit menuju mobil).
Ternyata Aldi mengajak aku dan Melani ke PIM (Pondok Indah Mall), di sini pengunjungnya rata-rata para remaja yang lagi pacaran. Oke gue akui gue sangat envy saat ini. Tiba-tiba aku merasa ada yang menyentuh tanganku dengan lembut, kenapa jantungku berdetak cepat? Ternyata Aldi menggandengku, kok aku jadi deg-degan gini? Jangan-jangan... nononooo! Gak, gue gak suka sama Aldi! Aku sibuk dengan ocehanku dalam hati sampe gak sadar kalau saat ini Aldi ngeliatin aku, tatapannya begitu dalam. Kalau saat ini di depanku ada kaca, pasti aku gak menyadari kalau itu wajahku karena saking merahnya.
Tiba-tiba Aldi ngomong "Tar.. Lo kenapa? Kok muka lo merah banget? Lo sakit?"
"hm.. eh ehm, gue gak apa-apa kok. Cuma.. gue laper aja." Aku gak tau harus beralasan apa, yang ada di otakku hanya kata-kata itu aja.
"Oooh, yaudah kita makan aja dulu yuk sekarang. Gue takutnya ntar lo malah sakit." Kata Aldi.
What?!? Kenapa tiba-tiba Aldi jadi perhatian gini sama gue? Oke aku akui saat ini aku gak bisa buat apa-apa, aku cuma bisa mengikuti kata Aldi.
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Mau tau apa aja yang terjadi saat mereka jalan? Baca part selanjutnya aja ya, maaf kalau ada yang gak nyambung kata-katanya. Jangan lupa untuk berkomentar tentang hasil karya gue ini, byeee...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar