Haii para penghuni blog!! Ini cerita pertama yang gue post,
jadi maaf kalau kata-katanya masih acak-acakan. Maklum baru pemula hehe,
selamat menikmati...
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
PART 1
PART 1
“Selamat pagi dunia!! Pagi yang indah..” Kataku sambil membuka
jendela kamar agar aku dapat melihat cerahnya dunia di pagi hari. Sinar
matahari menembus celah-celah kaca kamar dan tembok yang padat penduduk. Pagi
ini rumah terasa sepi, tak ada kedua orang tua ku dirumah.
Aku melangkah keluar dari kamar, ada sosok wanita setengah
baya yang tengah berdiri sedang mempersiapkan sarapan pagi. Di meja makan sudah
tersusun rapih sepiring nasi goreng dan segelas susu, tanpa basa-basi aku
langsung menyambarnya.
Wanita setengah baya tadi tersenyum saat melihat kedatanganku. “Pagi neng..” Sapa wanita setengah baya itu kepadaku. “Pagi juga, mbok sudah sarapan?” Aku membalas sapaannya dan tersenyum kepadanya.
“Sudah kok neng, selamat sarapan ya.” Wanita setengah baya
tadi mempersilahkanku untuk sarapan. Aku biasa memanggilnya mbok Imah. Ia sudah
lama tinggal denganku dan menemaniku sehari-hari di rumah. Rumah akan terasa
sepi tanpanya, karena mama dan papa ku tinggal di ausi.. Aku anak tunggal
disini.
Setelah selesai sarapan, aku kembali ke kamar untuk
bersiap-siap. Dalam waktu 10 menit aku sudah berdiri di depan kaca dengan baju
yang rapih. Aku menyisir rambut panjangku yang memilik ikal kecil di ujungnya
Aku tak suka berlama-lama untuk berkaca seperti gadis remaja
pada umumnya, aku mengenakan seragam kemeja lengan pendek dan rok panjang
berwarna abu-abu. Aku menyambar tas ransel berwana coklat yang sudah siap
diatas meja belajarku.
Seperti biasa, aku berangkat ke sekolah di antar oleh pak
Anton, ia adalah supir yang di percayai oleh keluarga untuk mengantarku. Pak
Anton sudah lama bekerja disini, ia sangat ramah denganku. Pagi ini pak Anton
mengendarai mobil dengan cepat karena ia takut aku telat sampai di sekolah.
Dengan semangat aku melangkahkan kaki di koridor, aku
menyusuri koridor yang ramai dan menaiki tangga. “Taraaaa!!! Tara Adwijoyo!!”
suara itu terdengar sangat familiar di telingaku, suara cempreng yang membuat
telingaku sakit. Suara itu membuat aku terkaget.
Aku menengok ke arah suara itu berasal, dan sudah bisa di
tebak siapa pemilik suara yang amat sangat cempreng itu. Gadis remaja berambut
panjang yang memiliki potongan segi tengah berlari mendekatiku. "Ya? Ada
apa?" aku menjawab sapaannya, bukan sapaan tapi tepatnya
"teriakan".
“Hehehe gak ada apa-apa kok tar.” Gadis remaja itu menjawab
sambil tersenyum.
"Lalu kenapa kamu memanggil namaku sampai teriak
begitu?" tanyaku padanya.
"Abisnya tadi aku manggil dengan pelan kamunya nggak
nengok-nengok, yaudah aku teriak aja" jelasnya. Aku biasa memanggilnya
Melani, ia sahabat karibku. Aku dan dia duduk sebangku di kelas.
Suasana kelas begitu riuh, semuanya sibuk mengerjakan tugas
yang lupa mereka kerjakan.. ya kata "lupa" itu hanya sebuah alasan
buat mereka, karena mereka males mengerjakannya dirumah.
Kring.. Kring.. Bel istirahat berbunyi, semua anak di
sekolahku berlomba-lomba menuju kantin.
Aku dan Melani bersama-sama menuju kantin, kami membicarakan
apa saja yang kita sukai. Koridor sekolah sudah mulai ramai dipenuhi oleh para
remaja yang sedang istirahat. Ada yang hanya sedang mengobrol membicarakan
tentang apa yang sekarang sedang menjadi trend topic di dunia atau sebagainya.
Tiba-tiba... Ada seseorang menabrakku! Semua terjadi begitu cepat, aku melihat sekolah ini berputar. Kepalaku semakin pusing, mataku mulai berkunang-kunang. Aku mencium lantai dan rasanya sangat sakit. Seketika aku tidak bisa melihat, semuanya menjadi burem dan semuanya berputar semakin cepat. Dan nooo.. Gelap!
Aku perlahan-lahan membuka mataku, aku mendengan seseorang
berbicara disampingku. "Lo udah sadar? akhirnya.." Terdengar seperti
suar laki-laki.
Aku tidak bisa melihat sosoknya dengan jelas, aku hanya
dapat melihatnya tersenyum. Sosoknya semkin jelas dimataku. Laki-laki berambut
seditik gondrong, mengenakan celana jeans panjang, kemeja berwarna biru tua
yang digulungnya hingga sikut. Hm.. Aku tidak mengenal siapa dia, dan sosoknya
sangat asing untukku. Tubuhku terasa sangat sakit, aku berusaha untuk bergerak
tapi sulit.
"Sakit ya? Sini gue bantu, maaf tadi gue udah nabrak sampe lo jatoh dan pingsan." kata laki-laki itu. Ada rasa kekhawatiran di wajahnya. Aku tak tahu, sengaja atau tidaknya ia menabrakku.
"Udah tau sakit malah nanya, makanya kalau jalan
liat-liat dong. Masa orang segede ini gak keliatan!" Omelku padanya. Aku
masih berusaha menahan rasa sakitnya.
"Iya gue salah, gue minta maaf ya. Tadi gue lagi
buru-buru, eh malah nabrak lo." jelas laki-laki itu. Terlihat permintaan
maaf yang tulus dari wajahnya. Aku hanya tersenyum kepadanya sambil menahan
rasa sakit.
"Oh iya, nama gue Aldi. Gue anak baru disini, gue baru
pindah dari Amerika. Nama lo siapa?" katanya sambil menjulurkan tangannya.
"Nama gue Tara. Oh anak baru toh, pantesan wajah lo
asing." balesku sambil membalas juluran tangannya.
"Lo mau istirahat di UKS aja atau mau gue anter
pulang?" tanyanya padaku.
"Gue di UKS aja deh." Jawabku dengan pasrah.
Tidak.. sebenarnya aku ingin sekali pulang dan beristirahat disana, tapi apa
boleh buat. Badanku masih terasa sangat sakit dan lemas. Jatuh diantara
krumunan orang banyak dan mencium lantai adalah hal yang menyakitkan.
"Lo yakin mau di UKS aja? Gak mau pulang? Mendingan lo pulang,
terus istirahat di rumah aja. Gue janji akan nganterin lo sampai rumah."
tanyanya lagi padaku sambil meyakinkanku.
"Hm.. iya sih, yaudah deh gue pulang aja." Entah
kenapa, kata-kata itu keluar dari mulutku. Ya mungkin apa yang aku katakana
sesuai dengan hati yang kurasakan. Semoga istirahat di rumah adalah pilihan
terbaik agar rasa sakit ini cepat membaik.
"Oke, lo kelas berapa? biar gue yang ngambil tas lo dan
anter lo pulang." tanya aldi, dan sekarang bicaranya lebih halus.
"Gue kelas 11 Ipa 1."
"Oke tunggu sebentar ya, gue mau ngambil tas lo
sekalian izin sama guru piket." Aldi pergi dari UKS, beberapa detik
sosoknya hilang dari pandanganku. Aku menunggunya sambil mendengarkan lagu,
tapi tak ada lagu yang bikin aku mood. 15 menit kemudian Aldi datang, ia datang
bersama guru piket sambil membawa tasku.
"Kamu sudah baik-baik aja Tara?" tanya bu Ani yang
hari ini bertugas menjadi guru piket.
"Sudah kok bu, tapi kepala saya masih pusing."
jelasku kepada bu Ani.
"Oke, nanti sampai rumah kamu langsung istirahat aja
ya."
"Iya bu." aku bersalaman dengan bu Ani dan pamitan
pulang.
"Aldi, kamu antar Tara sampai rumah ya.. jaga dia
baik-baik." kata bu Ani pada Aldi. Dan aku hanya kaget mendengar ucapan bu
Ani yang bilang "jaga dia baik-baik", emang Aldi siapa gue sampe bu
Ani bilang gitu? Yasudah aku sudah bersyukur kalau Aldi mau bertanggung jawab
dan mengantarku pulang.
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Gimana ceritanya? Seru gak? Penasaran gak dengan apa yang
terjadi selanjutnya dengan Tara dan Aldi? oke tunggu aja part 2 nya, please
leave your comment...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar